Kamis, 06 Juni 2013

EPILOG DARI CERITA KARYA SENI UNTUK DIANA

Liana sedang menulis skripsi di laptop pemberian Aisha sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-21. "Hmmm... Istirahat sebentar,ah. Tangan ku sudah pegal-pegal." ucap Liana sambil menekan save di laptopnya. Liana berjalan kekamarnya, lalu mengambil tas dan mengisinya dengan buku-buku dan alat tulis. "Liana!! Kamu mau kemana?" tanya Elina. "Mau kerumah Pak Doni! Mau ikut tidak?" tawar Liana. "Enggak,ah. Kemarin aku dan teman-teman sudah kerumah Pak Doni." jawab Elina. "Oooh..."ucap Liana pendek. Liana segera menghidupkan motornya dan segera berangkat. Di tengah perjalanan, Liana ingin membelikan buah-buahan untuk Pak Doni yang sedang sakit. "Maaf mbak, sepaket berapa ya?" tanya Liana kepada seorang kasir disana. Liana sangat mengenal wajah seseorang yang disebelah kasir itu. "Mbak, mbak..... LIANA?!"pekik orang yang disebelah kasir tadi. "Mbak kenal dengan saya,ya? Jangan-jangan mbak....KAK DIANA?!" Liana terkejut. Mereka berpelukan. Sudah lama mereka tak bertemu. "Wah... Kak Diana sudah menikah dan punya toko,ya?" tanya Liana. "Ya... Kakak juga sudah punya anak... Namanya Siti Nadina. Umurnya masih 6 tahun." jelas Diana. "Oh ya? Berarti aku sudah menjadi tante dong!" seru Liana. "Ya... Kamu masih kuliah,ya? Masih S1? Dan masih tahun keberapa?" tanya Diana betubi-tubi saking kangennya. "Aku masih kuliah kok! Sekarang, aku udah S2,Kak. Sekarang masih tahun yang ke-2."jawab Liana. Diana bangga melihat adiknya sudah mencapai S2. Mereka sangat kangen satu sama lain.

Karya Seni Untuk Diana (4)

"Laira! Madingnya tentang apa? Lebih baik.... Tentang keluarga saja! Bukannya belum ada?" pekik Liana kepada Laira. "Aduuuh.... Kamu ini, jantungku sudah mau copot rasanya!" ucap Laira sambil menutup teliga nya karena pekak. "Hihihi... Maaf! Oh ya, kata Bu Resya dan Pak Gilang, harus gambar, cerita, dan puisi."ujar Liana. "Ya sudah... Kita bagi-bagi tugas! Aku akan membuat komik yang singkat dan cerita. Sedangkan kamu, membuat gambar dan puisi! Gimana? Setuju tidak?" tanya Laira. "Aku setuju!"jawab Liana. Setelah itu, mereka mulai mengerjakan tugas mereka masing-masing.
Sedangkan dirumah....
Diana segera mencuci baju yang kotor. "Na...Na...Na...Na.." Diana bersenandung kecil saat mencuci pakaian. Diana sibuk memberikan deterjen. Lalu akan dia rendam selama semalaman. Diana yang sedang mencuci tiba-tiba terkejut mendengar teriakan Ibu. "Diana, kamu sudah menyiapkan makanan belum?" teriak Ibu. "Belum..Bu!"jawab Diana sambil berlari kencang ke meja makan sederhana mereka. Tiba-tiba, Tok...Tok...Tok...! Pintu rumah mereka diketuk oleh seseorang. "Assalamu'alaikum..." terdengar sebuah suara orang mengucap salam. Itu adalah suara Liana! "Wa'laikummussalam,Liana! Ayo masuk! Kamu belum makan kan?" tanya Ibu. Liana mengangguk dan segera memasuki kamarnya. "Duh... Kasih prakarya nya sekarang aja ah! Mana tau, besok Kak Diana pindah. Tapi, Ayah, Aisha dan Elina akan kesini! Uhh... Aku menjadi sedih dan senang. Kalau saja, Kak Diana masih disini. Pasti Kak Diana akan bertemu dengan Aisha yang pintar dan Elina yang cantik."gumam Liana. Akhirnya, Liana memutuskan untuk memberikan karya seninya sekarang. 
"Ukh....Hattchiuu!! Uhuk..Uhuk! Aduh, aku ini
ceroboh sekali meletak karya seni ini ditempat yang berdebu!" Liana mencari-cari dimana letak karya seni yang dia buat itu. "Nah... ini dia! Ini yang aku cari... KARYA SENI!"pekik Liana bangga. Liana buru-buru membersihkan karya seninya itu dan segera keluar untuk memberikan karya seninya. 
"Kak... Bu.... Aku ingin memberikan seuatu...."ucap Liana. "Ada apa, Liana?" tanya Ibu. "Ini ada sebuah karya seni untuk kalian. Aku yang membuatnya. Besok, Kak Diana akan pindah kan?" ujar Liana memastikan. "Ya..." jawab Diana lesu. "Tak apalah.... Diana boleh berkunjung kesini setiap minggu..."ucap Ibu. Diana mengangguk mengerti. "Hmm... Hari sudah malam.... Yuk,kita tidur!" ajak Ibu. Diana dan Liana mengangguk, lalu masuk ke kamar mereka masing-masing. 
Pagi harinya.......
Liana sudah bangun, shalat subuh, dan mandi. Liana segera menuju keruang tamu. Banyak kardus bekas dan satu tas lusuh. Liana sudah memastikan, bahwa semua ini milik Diana. "Kak Diana!" panggil Liana di depan rumah. Sudah ada Bu Laila, Ibu, dan Diana. "Liana?!" pekik Diana tak percaya. Biasanya, Liana belum bangun. "Kakak.... Sampai jumpa...!!" teriak Liana kepada Diana yang sudah memasuki mobil Bu Laila. "Daaaa...." jawab Diana sambil melambaikan tangan kepada Ibu dan Liana. Melihat Diana sudah pergi, mereka berdua menangis. Mereka sangaaaat sedih! 

Jumat, 10 Mei 2013

Karya Seni Untuk Diana (3)

Dia begitu bersemangat mencari Ibunya. Saya panggilkan Diana sebentar,ya! Mungkin hari ini hari terakhir Diana disini." ujar Ibu. Dia sedih hari ini hari terakhir putrinya di rumahnya. "Diana...!"panggil Ibu. Diana keluar dari kamarnya. Kemudian Diana duduk di sebelah Ibu. "Ada apa,Bu? Kok kelihatannya serius sekali."ucap Diana pelan. "Kamu sudah menemukan Ibumu."sahut Bu Laila. "Siapa? Dan... Kenapa ada Bu Laila? Apakah uang bayar sekolahnya kurang?" tanya Diana. "Bu Laila adalah ibumu,Diana."ucap Ibu. Diana menangis mendengarnya. Padahal,Ibu tiri nya sudah dia anggap sebagai Ibu kandung. "Bagaimana dengan Liana? Dia akan sendiri!"ucap Diana. Dia kasihan sekali melihat Liana sendirian. "Diana, kamu bisa berkunjung ke rumah Ibumu. Tapi setelah pulang sekolah."ujar Bu Laila. Diana berlari ke kamarnya. Diana kemudian menangis tersedu-sedu. 
Bu Laila yang melihat kejadian itu merasa telah memaksa Diana tinggal dengannya. "Ya sudah,Bu. Besok, saya jemput dia. Assalamu'alaikum..."ucap Bu Laila. Dia menutup pintu rumah itu. "Wa'alaikummussalam...." jawab Ibu. Ibu kemudian berjalan menuju kamar Diana. Tok...Tok...Tok! Ibu mengetuk pintu kamar Diana. Diana tak membukakan pintu. Ibu segera membuka pintu kamar Diana. Saat di buka, ternyata Diana sedang merapikan baju-baju nya. "Kamu sudah ikhlas pergi dari sini?" tanya Ibu lembut. Diana hanya melanjutkan merapikan baju-baju nya. "Diana, kamu hari ini masih di sini. Jangan menangis dulu. Liana kan bisa tinggal denganmu." ucap Ibu. "Ibu dengan siapa?" tanya Diana ketus. "Tentu saja Ibu dengan Ayah,dengan Aisha, dan Elina. Ibu tidak kesepian bukan?"jelas Ibu. "Aisha dan Elina itu siapa?" tanya Diana. Dia mulai bingung. "Anak kandung Ibu. Mereka bersama Ayah dikampung. Rencananya mereka akan tinggal disini lagi."ujar Ibu. "Hmmm... Kalau aku minta kepada Bu Laila untuk rumah kita direnovasi bagaimana? Diakan Ibuku."ucap Diana. Amarah nya mulai mereda. "Apakah tidak merepotkan ibumu?"tanya Ibu tak yakin. "Tidak akan,Bu. Ibu kan sudah merawatku sampai bertemu dengan Ibu kandungku." jawab Diana enteng. "Ya sudah, terserah kamu sajalah."ucap Ibu mengalah. 
Di SD Permata Bunda 2......
"Anak-anak, kita akan membuat karya seni. Karya Seni tentang..... Hari ini bebas! Mau karya seni tentang apapun boleh! Silahkan kerjakan. Waktunya sekitar dua jam. Ibu tunggu,ya!"ucap Bu Mallika. 
Liana membuat lukisan untuk Ibu, dan pot kaca yang berisi bunga-bunga cantik untuk Diana. 
Dua Jam Kemudian.....
"Kalian boleh pulang!"ucap Bu Mallika. Semua murid menyalami Bu Mallika lalu berhamburan keluar kelas. Liana berjalan kerumahnya. Hari itu, dia menyembunyikan karya seni nya itu di kamarnya. 
Di Rumah.....
Diana sedang memasak bersama Ibu. Diana memasak sayur kangkung, mentimun, dan tempe. Mereka menikmati lauk itu. Setelah memasak, Diana menyusun kamar nya. Sedangkan Ibu, menata meja makan. 
Liana Dalam Perjalanan Pulang........
Liana sudah tidak sabar. Rumah nya tinggal satu rumah lagi. Dia diam-diam masuk ke rumah nya lalu memasuki kamar dan menyembunyikan karya seni nya. 
Tiba-tiba, 
"Assalamu'alaikum...." seru sebuah suara. Itu adalah suara Liana. Liana keluar lalu masuk lagi. Rahasia ini hanya pembaca yang tahu. Diana dan Ibu nya tidak tahu! Jadi, jangan beritahu,ya! 
"Wa'alaikummussalam..... Ayo,masuk Liana! Ada kabar buruk dan baik!"ucap Kak Diana. "Apa kabar buruk dan baik nya?" tanya Liana penasaran. "Kabar baik nya,Kak Diana sudah ketemu dengan Ibu nya. Ibu nya adalah Bu Laila. Dan kabar buruk nya, Kak Diana akan tinggal bersama Bu Laila."jawab Ibu panjang lebar. Liana segera memasuki kamar, lalu mengganti baju, mengerjakan pr, dan shalat Zuhur, dan makan siang. Setelah makan siang, Liana tidur siang. Saat Liana bangun, masih jam dua siang lewat lima belas menit. Daripada melanjutkan tidur, Liana pergi kerumah Laira. Rencananya, mereka akan berdiskusi tentang isi mading sekolah. 

Minggu, 05 Mei 2013

Karya Seni Untuk Diana (2)

"Assalamu'alaikum,Bu! Daaaa...." Liana terburu-buru melangkah ke sekolah. Dia segera melangkah menuju SD Permata Bunda 2. SD Permata Bunda 2 dekat dengan rumah Liana. Kak Diana tidak sekolah. Ibu hanya bisa membiayai Liana. Aduh... Jangan-jangan aku kena hukuman lagi... pikir Liana. Dia sangat gelisah. Apa yang dikhawatirkan Liana? Entahlah. 
Liana terengah-engah menuju sekolahnya. Sekolah nya sederhana. Tidak seperti sekolah elit yang ada di depannya. Liana memasuki kelas 4 Ar-Rifai. "Assalamualaikum...."ucap Liana yang terengah-engah. "Wa'alaikummussalam..." jawab Cindy,Mega,Rina,dan Laira. Mereka adalah teman terdekat Liana. Keadaan mereka semua sama. Kecuali Cindy dan Rina, mereka sangat kaya raya. Tapi, mereka tidak pernah menyombongkan diri. Mega menatap Liana bingung. "Liana? Kamu kenapa?" tanya Mega. "Aku kira Tiena sudah datang! Bisa kena hukum  aku. Aku sudah membuat perjanjian ke dia supaya lebih awal datang dari dia!"jawab Liana jujur. Semua temannya mengangguk mengerti. Liana kemudian meletakkan tas nya di antara tas Laira dan Cindy. Sedangkan Mega dan Rina, mereka sebangku dengan Aisyah. 
Sedangkan di Rumah.....
"Assalamu'alaikum Bu Risma! Tolong di buka pintunya!" ucap Bu Laila, pemilik SD Permata Bunda 2. "Ya,sebentar ya..."jawab Ibu dari dalam rumah. "Kenapa,Bu? Tumben kesini. Ada keperluan apa,Bu?" tanya Ibu penasaran. "Begini,bu... Ternyata Diana itu anak saya. Dulu dia terpisah dari saya karena Tsunami Aceh. Waktu itu kami sedang tamasya ke Aceh."ucap Bu Laila serius. "Memang Diana itu anak asuh saya. Bukan kandung. Selama ini, memang dia berusaha mencari Ibu nya. 

Karya Seni Untuk Diana (1)

Liana masih malas untuk beranjak dari kasurnya. Dia sangat malas untuk membantu Kak Diana menjual keripik kentang yang akan diletakkan di toko-toko orang yang di kenal. Kak Diana tak tega membangunkan Liana yang masih tidur itu. Shalat Subuh belum, mengerjakan pr belum, dan masih banyak lainnya yang belum dikerjakan! Ibu yang sedang mencuci pakaian itu langsung memasuki kamar Liana. Ibu segera membangunkan Liana secara lembut. Untung saja tidak seperti ibuku yang dulu cara membangunkannya. gumam Kak Diana dalam hati. 
"Liana... Ayo bangun... Kamu belum membantu kakakmu kan? Juga belum shalat Subuh! Ayo, nanti kamu nggak dapat kue lho!" bujuk Ibu.
Liana hanya diam saja. Dia tak bergerak. Masih memeluk bantal kusam yang dibelikan Tantenya. 
"Liana... Kamu jangan sampai telat sekolah nanti,ya! Jangan pula bolos... Ya,sudah Diana, kamu pergi saja. Jangan lupa belikan adikmu kue ya!" pesan Ibu kepada Kak Diana. Kak Diana mengangguk pelan lalu mengambil sandal bututnya dan segera pergi ke Toko Pakde Ayandi. 
Tak Lama, Liana sudah bangun dari tidurnya. Liana bermimpi apa? Entahlah. Liana melirik jam dinding. Sudah jam lima?! Adzan sudah berkumandang dari tadi. Sebentar lagi akan terang! Buru-buru Liana memasuki kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu. Liana masuk jam setengah tujuh. Setelah mandi dan ber-wudhu, Liana segera memakai baju seragam dan shalat Subuh. Lalu mengerjakan pr Matematika dan pr Sains. Setelah mengerjakan pr, Liana merapikan tempat tidur. Lalu susun buku untuk mata pelajaran hari ini. Lalu Liana sarapan dan segera berangkat. Ibu terheran-heran melihat Liana buru-buru berangkat. 

Profil Si Penulis

Assalamu'alaikum...
Saya Najwa Sabina Putri Dafilia. Saya berasal dari Padang. Tapi saya tinggal di Pekanbaru. Saya ingin menjadi Penulis,Guru,Dokter,dan Pendaki Gunung. Saya lahir tanggal 21 Agustus 2004. Saya ingin menulis semua ide saya di blog ini.